SETELAH 50 TAHUN DITELITI, PARTIKEL TUHAN DITEMUKAN


Tinjauan Sains
  • BERBAHAGIALAH Profesor Peter W. Higgs (lahir di Newcastle, Inggris, 29 Mei 1929), pencetus konsepsi Partikel Tuhan pada tahun 1964. Dalam dunia fisika, konsepsi Partikel Tuhan itu dikenal juga dengan sebutan Higgs Boson. Pada Rabu, 4 Juli 2012, para ilmuwan di CERN (European Organisation for Nuclear Research) mengkonfirmasi kebenaran adanya Partikel Tuhan itu. Ini seperti epilog setelah selama kurang lebih 50 tahun terakhir kalangan ilmuwan mengerahkan daya dan upaya untuk membuktikan adanya Partikel Tuhan. Selama setengah abad pula sosok Profesor Peter W. Higgs mencuat dalam perbincangan kalangan ilmuwan fisika.

    Pekabaran yang disampaikan ilmuwan CERN berkenaan dengan penemuan partikel baru yang konsisten dengan konsepsi Higgs Boson itu jelas memperbesar peluang Profesor Peter W. Higgs untuk meraih Hadiah Nobel fisika. Menurut ilmuwan CERN, partikel yang diasumsikan Higgs Boson itu memiliki massa antara 125-126 Gigaelectrovolts (GeV), 133 kali lebih berat dari massa proton. Sementara, analisis data statistik menunjukkan bahwa signifikansi partikel tersebut mencapai 5 sigma, sehingga sangat kecil kesalahan identifikasi signal Higgs Boson. Kesalahan dalam menangkap signal Higgs Boson berada pada kisaran 1 berbanding 3,5 juta probabilitas. Maka, tak berlebihan jika Profesor Peter W. Higgs menyatakan kebahagiaan dan kegembiraannya.

    Sebagaimana diketahui, Partikel Tuhan merupakan partikel yang dapat menggambarkan partikel dasar pembentuk alam semesta dengan segala isinya serta penentu terbentuknya gaya yang bekerja di alam semesta. Keberadaan Partikel Tuhan dinilai sangat penting, sebab mampu memberi jawab terhadap pertanyaan: Mengapa sebuah partikel memiliki massa, sementara partikel yang lain tidak memiliki massa. Menurut fisika partikel, terdapat dua golongan partikel elementer, yaitu “fermion” [memiliki spin pecahan] dan “boson” [memiliki spin bilangan bulat]. Fermion terdiri dari Quarks dan Lepton yang masing-masing beranggotakan 6 partikel elementer seperti elektron neutrino, muon neutrino, dan lain-lain. Boson terdiri dari 4 partikel elementer seperti foton dan gluon, serta terdiri dari gaya elektromagnetisme, gaya inti kuat, dan gaya inti lemah.

    Dari sini lalu terumuskan teori “Model Standar” yang menjelaskan keberadaan partikel penyusun suatu materi dan penentu terjadinya interaksi antara energi dan materi alam semesta. Dengan ditemukannya Partikel Tuhan itu, maka dengan sendirinya terjadi penyempurnaan terhadap 16 Model Standar fisika partikel yang berhasil diidentifikasi kalangan ilmuwan hingga sejauh ini.

    KONSEPSI PETER HIGGS

    Higgs Boson alias Partikel Tuhan sebagaimana dikonsepsikan Peter W. Higgs bertali temali dengan sejarah alam semesta. Tatkala alam semesta baru saja dilahirkan setelah terjadinya Big Bang, maka terbentuk medan Higgs dan Higgs Boson. Menurut Peter W. Higgs, interaksi dengan medan Higgs itulah yang membuat suatu partikel bisa memiliki massa. Partikel yang semula hampa massa, tiba-tiba memiliki massa tatkala berinteraksi dengan medan Higgs. Secara logis maupun teoritik, proses interaksi semacam ini jelas-jelas menentukan terciptanya planet, bintang, galaksi, dan sebagainya.

    Konsepsi Peter W. Higgs ihwal Partikel Boson ini penting dan mendasar. Sebab, bilamana tidak ada medan Higgs dan Higgs Boson, maka mustahil susunan atau struktur atom di alam semesta dapat terbentuk. Juga mustahil membayangkan terbentuknya ikatan-ikatan kimia serta penyatuan berbagai macam obyek di alam semesta jika tidak ada medan Higgs dan Higgs Boson. Mengapa Higgs Boson disebut juga sebagai Partikel Tuhan, itu karena Higgs Boson mampu memberikan massa atau bobot kepada partikel yang semula tak bermassa. Dengan demikian, medan Higgs dan Higgs Boson merupakan penentu terbentuknya alam semesta.

    Selama ini, Peter W. Higgs dikenal sebagai sosok yang ateis. Tapi mengapa kemudian partikel sub-atom yang ia konsepsikan itu malah disebut Partikel Tuhan?

    Konon, sahabat dan koleganya menyadari betul bahwa Peter W. Higgs memang seorang ateis. Menariknya kemudian, partikel sub-atom yang telah eksis sejak masa awal penciptaan alam semesta yang diimajinasikan Peter W. Higgs ternyata merupakan partikel yang sungguh ajaib: partikel yang sepenuhnya mampu memberi massa kepada partikel-partikel lain, sehingga partikel-partikel lain itu lalu bermakna bagi proses pembentukan alam semesta. Pendinginan alam semesta pasca-Big Bang mengondisikan semua partikel tidak memiliki massa. Medan Higgs pada Higgs Boson yang justru “menyumbang” terhadap terciptanya massa pada partikel lain yang hampa massa.

    Peter W. Higgs memang ateis, tapi pertikel yang ia konsepsikan merupakan faktor penentu terbentuknya alam semesta.

    MAKNA FILOSOFIS

    Berita tentang telah ditemukannya Higgs Boson atau Partikel Tuhan memunculkan beragam perspektif filosofis. Pada satu sisi, Profesor Peter W. Higgs dianggap sebagai perumus utama konsepsi Higgs Boson. Pada lain sisi, sekian banyak ilmuwan selama sekitar setengah abad terakhir berjibaku melakukan kerja-kerja eksperimental demi membuktikan ada tidaknya Higgs Boson. Ini berarti, Higgs Boson telah sedemikian rupa menyedot animo dan perhatian kalangan ilmuwan. Sekian banyak ilmuwan terlibat dalam pencarian partikel yang berkedudukan sebagai asal muasal terbentuknya alam semesta.

    Bergerak hampir mendekati kecepatan cahaya, secara logis timbul penerimaan terhadap keberadaan Higgs Boson. Persoalannya kemudian, bagaimana Higgs Boson itu dapat dibutikan secara faktual, secara hard evidence. Kesimpulan yang kemudian muncul dalam lingkungan CERN mengkonfirmasi keberadaan Higgs Boson. Hal fundamental yang lantas penting disimak, apa makna filosofis Higgs Boson ini bagi kehidupan kita umat manusia?

    Jawaban terhadap pertanyaan ini terkait dengan dua hal.

    Pertama, alam semesta tersusun oleh berbagai macam partikel. Tanpa partikel, tak terbayangkan alam semesta bakal terbentuk atau mustahil memiliki kejelasan bentuk. Kedua, beragam partikel itu membutuhkan “perekat” agar menyatu atau agar tak cerai berai satu sama lain. Tanpa “perekat”, partikel-partikel tersebut mustahil mengkristal membentuk planet, bintang dan galaksi. “Perekat” partikel-partikel itu adalah Higgs Boson, yaitu melalui kemampuan Higgs Boson memberikan massa kepada partikel-partikel lain. Higgs Boson mengondisikan agar setiap partikel eksis dan bermakna membentuk alam semesta.

    Secara filosofis tak berlebihan bilamana juga dikatakan, betapa tidak berartinya atau betapa tidak bermaknanya partikel-partikel lain jika seandainya Tuhan tidak pernah menciptakan Higgs Boson. Partikel-partikel lain bakal terpuruk ke lubang insignificant bilamana tidak ada Higgs Boson. Atau bila logikanya dibalik, Higgs Boson merupakan partikel yang memberikan kehormatan kepada partikel-partikel lain agar partikel tersebut bermakna turut membentuk sebuah realitas yang disebut alam semesta.

    Bagaimana kalau kita sebagai manusia berwatak serupa Higgs Boson, yaitu memberi, mendorong dan menginspirasi orang lain agar bermakna dalam kehidupan ini? Mungkinkah itu?[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dewan Perwakilan Monyet

LINGKARAN

Tifatul: Jangan Lebay Karena Biaya SMS Naik "Orang nggak putus pacaran gara-gara terminasi."