Postingan

Tanpa Judul

Jalan di tepi telaga Ada bunga sekuntum kembang mekar dalam warna cinta  Di sentuh cahaya mentari pagi indah merona Ada gelisah menyelinap di ranting rapuh pohon tua pinggir jalan Tentang taqdir yang akan datang mengambil segalanya  Ada terdengar nyanyian namun perlahan terus melemah

Gaza

anak-anak Palestin berlari dalam kobaran api membara di depannya serdadu-serdadu israel siap dengan sangkur terhunus gelegar bom dan dentum meriam anak-anak Palestin berteriak "kami tidak takut" lalu terdengar seratus tembakan seratus jiwa terangkat ke surga dan satu milyar hati terluka membakar kemarahan di penjuru kota-kota yang jauh takbir bergema dari Indonesia di timur hingga Maroko di barat berteriak dengan suara yang sama selamatkan anak-anak Palestin Alas, 22 Nop. 2012

Taman Sang Kekasih

Dari rindu yang subur Aku ciptakan taman bagi sang kekasih Yang bunganya adalah cinta dalam berbagai warna Di setiap malam Sang kekasih datang menemuiku di taman itu Aku seperti kupu kupu dalam tarian Rumi Yang mendendangkan nyanyian cinta dari Daud Dengan Dia aku melihat Ruang ruang terindah dari sepi Yang tak terlukiskan oleh mimpi sekali pun

Faham Kebangsaan Bung Karno

Sosio-Nasionalisme-Berdikari Soekarno telah merumuskan suatu gagasan mengenai nasionalisme yang layak diterapkan di Indonesia sejak ia muda. Gagasan beliau dikenal dengan istilah sosio-nasionalisme. Dalam artikel yang ia tulis tahun 1932, Demokrasi-Politik dan Demokrasi Ekonomi, Soekarno menyinggung inti dari sosio-nasionalisme yang ia rumuskan; “ Nasionalisme kita haruslah nasionalisme yang tidak mencari gebyarnya atau kilaunya negeri keluar saja, tetapi haruslah mencari selamatnya manusia.. Nasionalisme kita haruslah lahir daripada ‘menselijkheid’. Nasionalismeku adalah nasionalisme kemanusiaan, begitulah Gandhi berkata, Nasionalisme kita, oleh karenanya, haruslah nasionalisme yang dengan perkataan baru yang kami sebut: sosio-nasionalisme. Dan demokrasi yang harus kita cita-citakan haruslah demokrasi yang kami sebutkan: sosio-demokrasi ”. Dalam uraian tersebut, jelaslah bahwasanya inti dari paham sosio-nasionalisme atau nasionalisme Indonesia yang digagas Soekarno haruslah nasion

Malam 13-1-1437

jiwaku di batas gelap antara ada dan tiada di arus waktu kini dan entah kapan kenangan dan harapan terbit menjadi mimpi yang samar aku di sebuah perjalanan mencari hakekat kesejatian denting-denting lonceng di detak jantung terus berbunyi mengalirkan cahaya pada seluruh sel hidupku dalam irama sunyi yang luput aku ingin bangkit dalam putaran melawan arah jarum jam dan melihat wujud fitrah yang menuntun

AKU TAKUT

aku takut pada hari ketika keadilan tuhan ditegakkan sedang aku datang dengan dosa-dosa berbuat zolim pada orang lain dengan menghakimi mereka  tanpa dasar kebenaran menyakiti orang yang meminta pertolongan dengan muka masam mengabaikan hak orang lain dengan mementingkan diri sendiri menuduh orang baik-baik dengan fitnah yang keji berlaku dusta di hadapan manusia dalam bersaksi meninggalkan kewajiban pada orang-orang yang berada dalam tanggungan khianat pada amanah yang  dipercayakan berlaku tidak adil pada diri sendiri dengan mengabaikan kebenaran dan mengikuti hawa nafsu  aku takut pada hari ketika semua rahasia terbuka jika bukan karena rahmat dan ampunanMu maka sungguh aku termasuk orang-orang yang celaka

Delapan Ciri Pemimpin Sejati

Punya ide bagus dan mahir dalam mengelola tim kerja? Jika ya, Anda mungkin pantas disebut sebagai pemimpin. Pertanyaan saat ini apakah Anda sudah memenuhi kriteria seorang great leader sebab untuk menjadi seorang great leader, Anda harus memiliki delapan kualitas pemimpin sejati. Yuk simak ulasan yang dilansir Forbes! 1. Kejujuran Tidak peduli di mana dan siapa yang Anda dipimpin. Ketika bertanggung jawab sebagai pemimpin, Anda harus menunjukkan perilaku jujur. Kenapa? Karena tim Anda adalah cerminan diri Anda. Pepatah lama mengatakan "Ikan busuk mulai dari kepala, bukan ekor". 2. Kemampuan mendelegasi Mempercayai tim Anda adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan. Jadi, pastikan Anda tahu siapa yang tepat mengemban tugas yang Anda berikan. 3. Komunikasi Sudahkah Anda mengasah keterampilan komunikasi Anda? Jika belum, jangan berharap Anda bisa memimpin dengan benar. Ingat, cara berkomunikasi yang baik dapat mempermudah penyampaian materi dan informasi pada orang lain. 4.