Ingrid Kansil: Langkah Menkes Revolusioner, Tapi Vulgar
jurnalparlemen.com
Gagasan Menteri
Kesehatan Nafsiah Mboi yang akan memberikan kondom kepada pelaku seks berisiko
dinilai anggota Komisi VIII dari F-PD Ingrid Kansil sebagai hal yang
revolusioner tapi vulgar.
"Langkah untuk
membagikan alat kontrapsepsi memang cukup revolusioner tapi saya kira terlalu
'berani/vulgar' untuk Indonesia," ujar Ingrid kepada jurnalparlemen.com,
Rabu (20/6) malam.
Anggota DPR yang
membidangi masalah anak dan perempuan ini menganggap pendidikan seks di
Indonesia masih dilematis.
"Sebab di sisi
lain sebagai negara yang menjunjung adat ketimuran kita merasa 'tabu' untuk
membicarakannya dalam ruang terbuka, tapi di lain pihak perkembangan jumlah
aborsi dan kehamilan di luar nikah semakin bertambah terutama di kalangan
remaja," tambahnya.
Saat ini. banyak
remaja yang harus 'rela' putus sekolah dan mengubur impian masa depannya
dikarenakan hal tersebut.
Karena
itu, mencegah agar anak tidak larut arus globalisasi yang terkadang karena
tuntutan pergaulan dia harus menjadi pelaku free sex, banyak hal yang dapat dibangun.
Pertama, dari lingkup keluarga, orang tua selalu berperan aktif dalam
pengawasan anaknya dan memberikan pemahaman agama yang kuat sehingga terbentuk
rasa tanggung jawab moral anak tersebut. Kedua pentingnya peran sekolah
(Bimbingan Konseling) untuk terus proaktif dan mendekati siswa secara
persuasif.
"Saya kira
membangun komunikasi yang komunikatif sangat diperlukan antara anak, orang tua,
dan guru (sekolah). Karena dalam lingkungan komunikasi yang komunikatif, celah
penyimpangan akan tertutup karena anak terbiasa mengkomunikasikan masalahnya dengan
orang terdekat sehingga fokusnya akan lebih terarah."
Selain itu, kata
Ingrid, program 'Genre' (Generasi Berencana) dari BKKBN begitu inovatif.
Program ini berpeluang untuk membangun mental dan program keluarga berencana
sedari dini.
Komentar
Posting Komentar