Postingan

Penjaga Kebun Anggur, Penempuh Jalan Cinta

Aku hanya penjaga kebun anggur ini, Yang menanti dalam sunyi, di bawah langit tak bertepi.  Di sini, dalam detak hati tanpa bunyi, Aku belajar dari bumi yang diam, dan dari angin yang menderu pergi. Tiap anggur kubelai dengan penuh kasih, seperti merawat janji rahasia yang tersembunyi, Anggur-anggur ini adalah doa-doa tanpa suara, mekar di ujung ranting, rindu pada Sang Pencipta. Cinta adalah jalan, tak terucap oleh bibir yang lemah, hanya jiwa yang berani yang sanggup berjalan pasrah, Di jalan ini, luka bukanlah musuh atau lawan, namun guru, yang mengubah derita menjadi ucapan kesyukuran. Kupetik setiap buah dengan hati bergetar,

Tanpa Judul

Jalan di tepi telaga Ada bunga sekuntum kembang mekar dalam warna cinta  Di sentuh cahaya mentari pagi indah merona Ada gelisah menyelinap di ranting rapuh pohon tua pinggir jalan Tentang taqdir yang akan datang mengambil segalanya  Ada terdengar nyanyian namun perlahan terus melemah

Gaza

anak-anak Palestin berlari dalam kobaran api membara di depannya serdadu-serdadu israel siap dengan sangkur terhunus gelegar bom dan dentum meriam anak-anak Palestin berteriak "kami tidak takut" lalu terdengar seratus tembakan seratus jiwa terangkat ke surga dan satu milyar hati terluka membakar kemarahan di penjuru kota-kota yang jauh takbir bergema dari Indonesia di timur hingga Maroko di barat berteriak dengan suara yang sama selamatkan anak-anak Palestin Alas, 22 Nop. 2012

Taman Sang Kekasih

Dari rindu yang subur Aku ciptakan taman bagi sang kekasih Yang bunganya adalah cinta dalam berbagai warna Di setiap malam Sang kekasih datang menemuiku di taman itu Aku seperti kupu kupu dalam tarian Rumi Yang mendendangkan nyanyian cinta dari Daud Dengan Dia aku melihat Ruang ruang terindah dari sepi Yang tak terlukiskan oleh mimpi sekali pun

Faham Kebangsaan Bung Karno

Sosio-Nasionalisme-Berdikari Soekarno telah merumuskan suatu gagasan mengenai nasionalisme yang layak diterapkan di Indonesia sejak ia muda. Gagasan beliau dikenal dengan istilah sosio-nasionalisme. Dalam artikel yang ia tulis tahun 1932, Demokrasi-Politik dan Demokrasi Ekonomi, Soekarno menyinggung inti dari sosio-nasionalisme yang ia rumuskan; “ Nasionalisme kita haruslah nasionalisme yang tidak mencari gebyarnya atau kilaunya negeri keluar saja, tetapi haruslah mencari selamatnya manusia.. Nasionalisme kita haruslah lahir daripada ‘menselijkheid’. Nasionalismeku adalah nasionalisme kemanusiaan, begitulah Gandhi berkata, Nasionalisme kita, oleh karenanya, haruslah nasionalisme yang dengan perkataan baru yang kami sebut: sosio-nasionalisme. Dan demokrasi yang harus kita cita-citakan haruslah demokrasi yang kami sebutkan: sosio-demokrasi ”. Dalam uraian tersebut, jelaslah bahwasanya inti dari paham sosio-nasionalisme atau nasionalisme Indonesia yang digagas Soekarno haruslah nasion

Malam 13-1-1437

jiwaku di batas gelap antara ada dan tiada di arus waktu kini dan entah kapan kenangan dan harapan terbit menjadi mimpi yang samar aku di sebuah perjalanan mencari hakekat kesejatian denting-denting lonceng di detak jantung terus berbunyi mengalirkan cahaya pada seluruh sel hidupku dalam irama sunyi yang luput aku ingin bangkit dalam putaran melawan arah jarum jam dan melihat wujud fitrah yang menuntun

AKU TAKUT

aku takut pada hari ketika keadilan tuhan ditegakkan sedang aku datang dengan dosa-dosa berbuat zolim pada orang lain dengan menghakimi mereka  tanpa dasar kebenaran menyakiti orang yang meminta pertolongan dengan muka masam mengabaikan hak orang lain dengan mementingkan diri sendiri menuduh orang baik-baik dengan fitnah yang keji berlaku dusta di hadapan manusia dalam bersaksi meninggalkan kewajiban pada orang-orang yang berada dalam tanggungan khianat pada amanah yang  dipercayakan berlaku tidak adil pada diri sendiri dengan mengabaikan kebenaran dan mengikuti hawa nafsu  aku takut pada hari ketika semua rahasia terbuka jika bukan karena rahmat dan ampunanMu maka sungguh aku termasuk orang-orang yang celaka