Jejak Kesadaran Semesta

Perasaan, bisikan lembut di dalam jiwa,
Mengalir di aliran waktu tanpa suara.
Seperti embun yang jatuh di pagi hari,
Membawa makna yang hanya dipahami oleh hati.

Keinginan, sulur angan yang melambung tinggi,
Menembus batas, mengusik sunyi.
Namun, di sana ada ragu yang melingkar,
Menanti pijakan, menuntut sadar.

Pikiran, nahkoda dalam lautan badai,
Menjaga arah di gelap dengan cerdas dan  pandai.
Ia bertanya, mencari, tak pernah berhenti,
Hingga jawaban pun bersenyawa dengan misteri.

Alam semesta, luasnya tiada bertepi,
Rahasia yang tersembunyi dalam harmoni.
Bintang-bintang berbisik pada malam,
Bahwa segalanya saling terhubung dalam diam.

Diri sendiri, cermin yang tak pernah usang,
Menyimpan luka, cinta, dan bayang-bayang.
Di dalamnya, kebenaran berdiri sendiri,
Menanti keberanian untuk dikenali.

Orang lain, cahayanya memantul pada hati,
Kadang menjadi rumah, kadang menjadi api.
Mereka hadir, mengajar tanpa kata,
Meninggalkan jejak yang abadi dalam jiwa.

Dan Tuhan, peluk kasih yang tak terlihat,
Menyentuh jiwa di saat hati terpecah berat.
Ia adalah asal, tujuan, dan segalanya,
Dalam diam, Ia hadir mencipta makna.

Semua ini, bersatu dalam realitas abadi,
Mengisi ruang, waktu, dan misteri.
Hidup adalah simfoni dari tiap elemen,
Memahami semuanya, berarti memahami kehidupan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dewan Perwakilan Monyet

Penjaga Kebun Anggur, Penempuh Jalan Cinta

Selamat Pagi Kekasih