Melintasi Jiwa dan Semesta



Harapan menjelmakan cahaya di ujung malam,
menerangi lorong-lorong gelap jiwa yang sunyi.
Cinta, seperti api abadi, menghangatkan setiap hati,
membakar sekat yang memisahkan kita dari Ilahi.

Kegembiraan menari bersama angin,
melahirkan tawa di pelukan waktu.
Persahabatan hadir bagai sungai bening,
mengalirkan kasih hingga samudera tak berbatas.

Namun, kesedihan pun mengajarkan kita arti yang dalam,
seperti hujan yang menyuburkan tanah gersang.
Pengetahuan menjadi tangga menuju langit kearifan,
membuka pintu menuju rahasia terdalam semesta.

Kebijaksanaan ialah mutiara yang berkilau di dasar nurani,
lahir dari luka, jatuh, dan bangkit kembali.
Alam semesta berbicara dalam bahasa asing untuk dipahami,
menyanyikan harmoni yang hanya terdengar oleh jiwa yang tenang.

Dalam perjalanan ini, diri sendiri adalah cermin,
yang memantulkan cahaya Tuhan yang kekal.
Maka mendekatlah, wahai jiwa yang rindu,
ke dalam pelukan Sang Kekasih Yang Satu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dewan Perwakilan Monyet

Penjaga Kebun Anggur, Penempuh Jalan Cinta

Selamat Pagi Kekasih