Marilyn Mornington: Islam, Jalanku Mengenal Tuhan
Marilyn Mornington.
“Allah telah mengawasiku sejak lama,” katanya
mengawali cerita. “Ia membimbingku ke jalan di mana tidak ada tempat bagiku
untuk berputar arah. Itu karena semakin aku mengenal Islam dan Nabi Muhammad
SAW, semakin jelas bagiku bahwa ia (Islam) adalah tempat di mana aku ingin
berada. Islam adalah apa yang kuinginkan.”
Ia
bernama Marilyn Mornington, pengacara yang menjadi hakim di sebuah pengadilan
negeri di Inggris.
Kini, ia
juga dikenal sebagai seorang dosen internasional dan penulis tentang hukum
keluarga, terutama tentang kekerasan domestik yang dialami perempuan dan
anak-anak.
Wanita
yang pernah menjadi penerima beasiswa di Biara Notre Dame ini memperoleh gelar
hukumnya dari Sheffield University.
Memulai
kariernya di bidang hukum keluarga di Liverpool pada 1976, ia ditunjuk menjadi
hakim di Distrik Birkenhead, Liverpool, pada 2004. Pada usianya yang ke-40, dia
menjadi pengacara pertama yang ditunjuk menjadi hakim.
Perhatian
dan pekerjaan utama Mornington adalah memberikan advokasi hukum bagi anak-anak
dan perempuan yang menjadi korban kekerasan. Dan di satu titik pada garis waktu
kehidupannya, pekerjaan itulah yang menjadi pembuka jalan baginya pada Islam.
Islam
mengadvokasi kebenaran ajarannya di mata Mornington dan menanamkan dalam-dalam
kebenaran itu di hatinya. Semua bermula saat Mornington, dalam sejumlah kasus
keluarga, harus berhubungan dengan Muslim yang membutuhkan bantuannya. Perlahan
ia membangun kontak dengan mereka, mengenal satu, dua, dan banyak Muslim.
Melayani
banyak Muslim, Mornington merasa perlu lebih banyak mengenal mereka, termasuk
mengetahui latar belakang dan ideologi sang klien. “Maka, aku mulai membaca
referensi tentang Islam,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Hamza Yusuf
tahun lalu.
Mornington tak berhenti pada buku-buku Islam.
Ia mulai membaca Alquran di mana kemudian ia menemukan banyak panduan luar
biasa tentang keluarga dan kisah-kisah mengagumkan tentang Rasulullah SAW dan
istri-istri beliau.
Mornington tak
pernah tahu, pengetahuan baru tentang Muslim itu tak saja membuatnya lebih
memahami klien-klien Muslimnya, tetapi memahami Islam.
Ia mengaku kagum
pada ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW itu. “Aku telah menggeluti profesiku
lebih dari sepuluh tahun, dan aku menemukan ajaran yang indah tentang keluarga
dalam Alquran,” ujarnya.
Semua itu, kata
Mornington, berada di luar kehendaknya. “Bagaimana aku mengenal banyak Muslim,
bagaimana aku mencoba mengenali Islam demi klienku, bagaimana aku tertarik
untuk mengetahui lebih banyak hingga akhirnya aku kagum pada isi Alquran, itu
semua bukan pilihanku,” ungkapnya.
Karenanya,
Mornington tak pernah merasa dihadapkan pada pilihan. “Tak ada pilihan. Aku
hanya merasa Tuhan menuntunku pada satu jalan. Dan itu adalah Islam.”
Selain membawanya
pada keputusan untuk bersyahadat pada Ramadhan dua tahun lalu, menemukan
hal-hal mengagumkan soal keluarga dalam Islam membuat Mornington sadar bahwa
sesuatu yang lebih besar sedang membutuhkan advokasinya. “Bukan saja klien yang
datang ke kantorku, melainkan Muslim Inggris seluruhnya,” katanya.
Setelah membaca
Alquran dan banyak referensi Islam, Mornington tahu bahwa masyarakat banyak
salah memahami tentang aturan dan ajaran Islam. Hal itulah yang dipandangnya
menjadi penyebab maraknya kawin paksa di kalangan komunitas Islam, termasuk di
negaranya, Inggris. “Itu sama sekali bukan ajaran Islam,” tegasnya.
Advokat perempuan terbaik
Sebagai seorang ahli
hukum, salah satu tekad besarnya adalah menjadi advokat bagi Muslim secara
luas, terutama perempuan.
Selain mengadvokasi
mereka dari kekerasan dan kesalahan pemaknaan ajaran agama, Mornington ingin
perempuan menyadari posisi dan peran pentingnya di tengah keluarga.
Menurutnya,
kenakalan di kalangan remaja, seperti penggunaan obat terlarang dan pergaulan
bebas, bisa dicegah dengan pendidikan keluarga. “Tugas utama perempuan (ibu)
adalah membesarkan dan mendidik anak-anak mereka,” katanya.
Di Inggris dan dunia
internasional, Mornington memiliki prestasi luar biasa di bidang hukum. Selama
perjalanan kariernya, ia pernah menjabat berbagai posisi penting di sejumlah
organisasi kemasyarakatan dan keilmuan. Ia bahkan juga menjadi anggota World Academy
of Arts and Science. Ia banyak menulis tentang hukum keluarga, terutama
kekerasan domestik.
Dalam sejumlah
forum, ia dikenal atas upayanya mencari solusi praktis atas kasus ‘pembunuhan
kehormatan’ dan kekerasan rumah tangga yang terjadi di komunitas Muslim dan
Asia.
Di luar semua
aktivitasnya di bidang advokasi, Mornington dikenal aktif memperjuangkan
advokasi Islam melalui pendidikan. Ia menjadi dosen. Ia pernah mengajar Hukum
dan Hak Asasi Manusia Internasional di London School of Economics dan juga
Sekolah Hukum Punjab pada 2007 dan 2008.
Ia pernah terlibat
di berbagai kegiatan advisori, di antaranya dengan BBC, pasukan polisi dan
pemerintah Pakistan, dan Dewan Inggris. Ia juga pernah bertindak sebagai patron
Karma Nirvana (sebuah proyek pria dan wanita Asia), berkontribusi pada sebuah
laporan Lembaga Nasional untuk Pencegahan Kekerasan pada Anak (NSPCC) di
Komunitas Asia di Inggris.
Pada 2005,
Mornington menerima penghargaan “Friends of Islam” dari kelompok parlementer
Inggris atas semua upayanya dalam meningkatkan hubungan baik antara Islam dan
Barat. Pada tahun yang sama, ia berpartisipasi dalam dokumenter BBC World
Service“Wives ofthe Prophet” untuk membuat proyeksi teladan bagi perempuan
Islam modern.
Baginya, istri-istri
Rasulullah adalah teladan terbaik bagi Muslimah dunia, termasuk dirinya. “Aku
merasa sangat nyaman mengenal kehidupan keluarga Rasulullah. Kisah-kisah para
istri beliau dan para sahabatnya membuatku semakin yakin bahwa inilah kehidupan
sejati yang kuinginkan,” pungkas Mornington.
Komentar
Posting Komentar