Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2024

Riwayat Jiwa

Masa lalu, bayang samar dalam kilas, Gelombang takdir yang pernah melintas, Hadir sebagai bisikan rahasia, Mengantar jiwa menuju cahaya. Hari ini, detak napas semesta, Dalam sunyi, getar suara Tuhan terasa, Aku, debu yang menari di pelataran fana, Mencari makna di lautan sabda. Masa depan, takdir yang menyelimuti, Namun ia bagaikan bayang ilusi, Bagiku hanya kini yang abadi, Sebab jiwa sejati tak kenal tepi. Kefanaan, tirai tipis yang mudah koyak, Mengungkap keabadian di dalam jejak, Dalam kefanaan, kulihat ada-Nya, Dalam lebur, kudapati hakikat cinta. Keabadian, bukan milik waktu yang berlari, Dia ukiran indah di langit hati, Dalam setiap zikir yang membimbing rasa, Kekasih sejati, tak pernah sirna.

Jejak Kesadaran Semesta

Perasaan, bisikan lembut di dalam jiwa, Mengalir di aliran waktu tanpa suara. Seperti embun yang jatuh di pagi hari, Membawa makna yang hanya dipahami oleh hati. Keinginan, sulur angan yang melambung tinggi, Menembus batas, mengusik sunyi. Namun, di sana ada ragu yang melingkar, Menanti pijakan, menuntut sadar. Pikiran, nahkoda dalam lautan badai, Menjaga arah di gelap dengan cerdas dan  pandai. Ia bertanya, mencari, tak pernah berhenti, Hingga jawaban pun bersenyawa dengan misteri. Alam semesta, luasnya tiada bertepi, Rahasia yang tersembunyi dalam harmoni. Bintang-bintang berbisik pada malam, Bahwa segalanya saling terhubung dalam diam. Diri sendiri, cermin yang tak pernah usang, Menyimpan luka, cinta, dan bayang-bayang. Di dalamnya, kebenaran berdiri sendiri, Menanti keberanian untuk dikenali. Orang lain, cahayanya memantul pada hati, Kadang menjadi rumah, kadang menjadi api. Mereka hadir, mengajar tanpa kata, Meninggalkan jejak yang abadi dalam jiwa. Dan Tuhan, peluk kasih yang...