Bunga Rampai
SELEMBAR KAIN BENDERA
sepanjang tahun terlipat rapi di almari
berdebu kusam dalam waktu
setahun sekali terpajang berkibar di halaman depan
hanya selembar kain bendera anakku
setiap jahitannya adalah kisah tentang sebuah bangsa
tentang patriotisme dan kepahlawanan
tentang kebanggan dan harga diri
yang tertera dalam warna merah putih
hanya selembar kain bendera anakku
yang telah dipertahankan dengan darah dan jiwa
oleh orang-orang terdahulu yang perwira
dalam hening cipta hari ini aku tunduk dalam renungan
adakah ia masih bermakna di hati para penyelenggara negara
yang saban hari menghianati kepercayaan rakyat
dan bangga menjadi pendusta
yang gagah bicara di koran-koran dan televisi
bahwa mereka telah sempurna berjasa
memerangi kemiskinan dan kebodohan
padahal pada saat mereka bicara
puluhan ribu perempuan mulia bangsamu teraniaya dan terhina
menjadi hamba dan pelayan bangsa asing
Bukit Alas, akhir Ramadhan 1433 H,
LAUTAN CINTA
Lautan cinta mengombak dalam hatiku
Menyentuh sisi panjang sepuluh akhir Ramadhan
Berdesir dalam lantunan puitis surat-surat cinta-Mu
Aku mendebu dalam rindu
Berharap sunyi menitip isyarat kasih-Mu
Ketika malam mendaki ke puncak sepi
Bisikan hatiku berubah menjadi dentuman yang mengguncang
Setiap bagiannya luruh dalam tasbih dan puji-pujian
Oh kekasih jiwa
Aku pengembara kefanaan
Yang senantiasa ingin berenang dalam lautan cinta-Mu
Seperti Musa diantara lelehan bukit Sinai
Merasakan hadir di puncak kesadaran tertinggi
Kerinduan I
Bila selembar daun jatuh gugur ke bumi
maka yang telah memanggilnya adalah kerinduan
sebab selembar daun walaupun berada di pucuk yang tinggi
datang dari akar yang terbenam di bumi
Dan aliran air di sungai-sungai bergerak kembali menuju lautan
meskipun tadinya ia membubung tinggi ke langit
alam selalu dipanggil kembali
oleh kerinduannya
Bahkan hewan-hewan yang terpisah dari kumpulannya
akan berlari liar mencari kawanannya
dan kerinduan pula yang akan menunutunnya
pulang kembali ke kandang tempat ia telah dilahirkan
Adakah kau pahami hasrat hatimu
yang selalu mengingatkan engkau untuk ziarah
ke kampung halamanmu yang jauh?
Oleh karena kerinduanlah engkau selalu berhasrat kembali
Dan setiap pencinta yang terpisah dari kekasihnya
didera lara, ditikam sunyi dan menjadi asing di keramaian
dan aku menulis seribu puisi yang tak pernah ku kirimkan
itu semua karena kerinduan
SANG PENCARI
Bila sunyi datang diapun berjalan
Meniti di atas waktu yang menyusut
Setiap tarikan langkahnya adalah kerinduan
Dan di dadanya terus berdentang lonceng panggilan
Dia sang pencari jejak cinta tak biasa
Hatinya dari kelopak mawar merah
Yang terus bergetar dalam hitungan waktu panjang
dalam kembara sepi
di puncak malam
Komentar
Posting Komentar